Menjadi saksi atas pertengkaran kedua orang tuanya atau bahkan menjadi korban kekerasan itu sendiri tentu akan membuat anak menjadi depresi atau mengalami stres secara berlebihan. Anak dari korban kekerasan rumah tangga akan terlihat tidak bersemangat, selalu sedih, dan juga merasa takut terutama ketika mendengar suara teriakan atau benda yang dibanting.
Sumber: Freepik.com
Besar kemungkinan anak akan mengalami trauma secara emosi dan psikologis apabila terjadi kekerasan verbal dalam rumah tangga sebagai salah satu dampak dari perasaan takut saat tinggal di dalam rumah yang tidak nyaman. Sering sekali saat sedang melakukan tindakan kekerasan, terucap kata-kata yang seharusnya tidak pantas untuk dicapkan. Kata-kata tersebut dapat berupa ancaman, kata yang merendahkan atau bahkan melecehkan.