Yuk Belajar Memahami Siklus Menstruasi Pada Perempuan Secara Biologis

Waktu Baca: 6 menitSenin, 28 Juni 2021 08:25 WIB
Siklus Menstruasi
Sumber: freepik

Menstruasi merupakan sebuah siklus normal yang dialami oleh wanita. Umumnya menstruasi mulai terjadi pada wanita usia remaja. Saat mentruasi terjadi pendarahan pada uterus yang kemudian mengalir dari rahim lalu keluar melalui vagina.

Bagi remaja wanita yang baru mengalami menstruasi atau haid, mungkin agak sedikit panik dan bingung jika keluar darah dari vagina. Hal ini wajar terjadi sebab merupakan kondisi normal dan umumnya terjadi setiap bulan. Menstruasi terjadi secara berulang setiap bulan atau biasa dikenal dengan istilah siklus menstruasi dan terjadi akibat naik turunnya hormon pada tubuh wanita.

Apa Itu Siklus Menstruasi?

Siklus menstruasi adalah sebuah istilah untuk menggambarkan urutan kejadian ketika tubuh wanita siap mengalami kehamilan setiap bulannya. Dengan kata lain terjadi perubahan di dalam tubuh wanita terutama pada bagian organ reproduksi.

Menstruasi sendiri terjadi ketika lapisan endometrium atau dinding rahim mengalami penebalan, kemudian luruh akibat tidak ada pembuahan pada sel telur. Umumnya siklus menstruasi biasa terjadi tiap 23 hingga 35 hari, atau rata-rata terjadi sekitar 28 hari.

Siklus menstruasi yang dialami oleh wanita terbagi menjadi beberapa fase atau tahap. Tentunya fase-fase tersebut dipengaruhi oleh lima hormon di tubuh. Hormon tersebut antara lain:

BACA JUGA:

Progesteron

Hormon progesteron tidak bekerja sendiri. Bersama dengan hormon estrogen, hormon ini menjaga siklus reproduksi dan juga menjaga bayi selama masa kehamilan. Hormon progesteron dihasilkan di ovarium yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim.

Estrogen

Hormon estrogen berfungsi untuk proses ovulasi dalam siklus reproduksi pada wanita. Bahkan terlibat dalam pembentukan kembali dinding rahim yang telah luruh setelah menstruasi. Tidak hanya itu saja, estrogen juga bertanggung jawab terhadap perubahan tubuh remaja putri selama masa pubertas. Sama seperti progesteron, hormon estrogen juga diproduksi di ovarium.

Hormon Pelepas Gonadotropin (GnRh)

Hormon ini berfungsi dalam memberikan rangsangan terhadap tubuh untuk menghasilkan hormone perangsang folikel serta hormone pelutein. Hormon GnRh dihasilkan oleh otak.

Hormon Perangsang Folikel

Hormon perangsang folikel membantu sel telur yang berada di dalam ovarium untuk matang serta siap untuk dilepaskan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berada di bagian bawah otak.

Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)

Hormon pelutein bertugas memberikan rangsangan kepada ovarium untuk menghasilkan sel telur dan melakukan proses ovulasi.

Fase Menstruasi

siklus menstruasi biologi
Sumber: freepik

Siklus menstruasi biologi digunakan untuk memberikan gambaran mengenai urutan kejadian ketika tubuh wanita siap mengalami kehamilan di setiap bulannya. Siklus menstruasi pada perempuan terjadi sekitar hari pertama darah keluar melalui vagina. Meskipun demikian, ternyata masih banyak wanita yang kurang paham mengenai fase menstruasi. Untuk mengetahuinya berikut fase atau tahapan menstruasi pada wanita.

1. Fase Pertama (Menstruasi)

Siklus menstruasi pertama biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari. Pada fase ini terjadi peluruhan pada lapisan dinding rahim dan berubah menjadi darah menstruasi. Diperkirakan banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi berkisar 30-40 ml setiap siklus.

Umumnya darah keluar sangat banyak pada hari pertama hingga hari ketiga. Di saat yang sama, kebanyakan wanita mengalami nyeri atau kram pada bagian kaki, perut bagian bawah, panggul, dan punggung. Nyeri tersebut diakibatkan karena adanya kontraksi di dalam rahim. Kontraksi tersebut terjadi akibat adanya peningkatan hormone prostaglandin selama masa menstruasi.

Meskipun menyebabkan rasa nyeri dan sakit, kontraksi ini sebenarnya berfungsi mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh untuk menjadi darah menstruasi.

Menstruasi sendiri terjadi apabila ovum atau sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Sehingga massa jaringan kuning yang berada di dalam ovarium akan menghentikan produksi hormon progesteron dan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon-hormon tersebut mengakibatkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang telah menebal (endometrium).

Tidak heran jika selama masa menstruasi kebanyakan wanita lebih mudah marah atau tersinggung, sebab hormon estrogen dalam tingkatan rendah.

2. Fase Kedua (Pra Ovulasi dan Ovulasi)

Pada fase kedua tepatnya pra ovulasi, lapisan dinding yang sebelumnya telah luruh mulai menebal kembali. Lapisan dinding yang terbentuk terbilang tipis, bahkan sperma dapat melewati lapisan tersebut dan bertahan sekitar 3-5 hari. Proses penebalan dinding rahim tersebut dipicu oleh adanya peningkatan hormon.

Banyak wanita berpikir jika masa ovulasi berlangsung sekitar hari ke-14 setelah siklus pertama. Pada kenyataannya masa ovulasi setiap wanita berbeda-beda, tergantung dari siklus menstruasi setiap wanita. Faktor lain seperti stres, sakit, berat badan, diet dan olah raga juga turut mempengaruhi masa ovulasi.

Siklus menstruasi dan kehamilan berkaitan erat dengan fase kedua ini. Untuk Moms yang ingin segera mendapatkan momongan, sebaiknya hubungan intim dilakukan di antara pra ovulasi dan ovulasi. Selain sperma dapat bertahan selama 3-5 hari di dalam rahim, tahap ini dianggap sebagai waktu terbaik untuk terjadinya pembuahan.

3. Fase Ketiga (Pra Menstruasi)

Kondisi dinding rahim saat fase ketiga yakni semakin tebal. Hal ini disebabkan folikel-folikel telah pecah dan mengeluarkan sel telur membentuk korpus lutem yang nantinya menghasilkan hormon progesteron guna membuat lapisan dinding rahim semakin tebal.

Apabila tidak terjadi pembuahan, maka Moms akan merasakan gejala Pramenstruasi atau lebih dikenal dengan sebuat PMS, seperti nyeri pada payudara, pusing, mudah lelah, kembung, hingga perubahan emosi dan menjadi lebih sensitif.

Di saat yang sama, korpus luteum mengalami degenerasi dan berhenti untuk menghasilkan hormon progesteron bahkan jumlahnya menurun bersamaan dengan hormon estrogen. Dinding rahim luruh dan berubah menjadi darah menstruasi. Terkadang pada tahap ini juga muncul gejala keputihan sebelum haid akibat adanya perubahan hormon menjelang menstruasi.

Tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang teratur setiap bulan. Siklus menstruasi tidak teratur biasanya ditandai dengan darah menstruasi keluar selama lebih dari 7 hari atau bahkan tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut-turut. Jika hal ini dialami oleh Moms, sebaiknya segara periksa ke dokter kandungan. Hal ini untuk mengetahui lebih lanjut kondisi alat reproduksi Moms sejak dini serta memperoleh penanganan yang tepat.

Bagikan Informasi Bermanfaat Ini!
Apa Komentar Anda Mengenai "Yuk Belajar Memahami Siklus Menstruasi Pada Perempuan Secara Biologis"