Anak memasuki puber memang akan mengalami banyak perubahan, hal ini yang membuat biasanya kondisi emosi anak pun menjadi tidak stabil (labil). Masa puber bisa membuat Moms dan Dads merasa serba salah, bukan? Nah karena itu, Moms dan Dads harus mempelajari berbagai sifat anak pubertas dan cara untuk menghadapinya dengan tepat. Jadi, masa puber anak bisa dilewati dengan mulus tanpa hambatan berarti.
Beda lagi kasusnya dengan pubertas anak berkebutuhan khusus. Padahal anak berkebutuhan khusus pun mengalami pubertas dan perlu perhatian yang sama dalam upaya menghadapinya. Nah, agar Moms dan Dads lebih siap menghadapi pubertas anak berkebutuhan khusus ini, bagian berikutnya akan membahas mengenai hal tersebut. Yuk simak bersama!
Sumber: Pixabay.com/Huweijie07170
Saat anak memasuki puber, akan terjadi perubahan fisik yang sangat membingungkan bagi mereka. Pada anak perempuan, payudara dan pinggulnya akan membesar dan berbentuk. Pada anak laki-laki, dadanya akan bidang, suaranya berubah, dan tumbuh rambut di berbagai bagian tubuh. Pada saat seperti ini, anak-anak mungkin akan menjadi insecure dengan kondisi fisiknya.
Moms dan Dads harus tahu cara mengatasinya. Berikan dukungan dan penjelasan bahwa perubahan fisiknya tidak akan mengubah kualitas dirinya bahwa dia adalah anak yang baik. Jadi anak-anak lebih memahami masa pubernya dengan positif dan tidak mengalami hal-hal yang membuatnya kurang percaya diri. Dukungan positif akan membuatnya lebih percaya diri.
Sumber: Pixabay.com/Sasint
Moms dan Dads perlu menyadari bahwa sifat anak pubertas akan sering terganggu karena kondisi fisiknya yang tidak stabil. Akan banyak sekali gairah yang muncul dan harus dikendalikan dengan tepat. Ini bisa dialihkan dengan pengendalian emosi. Moms juga perlu menyediakan waktu khusus agar mereka bisa mengekspresikan apa yang dirasakan.
Pinta anak untuk menceritakan segala keluh kesahnya, cerita sehari-harinya. Namun, jangan menghakimi mereka ya, Moms. Biarkan mereka bercerita mengalir sampai selesai. Hal ini akan membuat Moms memahami bagaimana mengatasi anak puber sesuai dengan emosi yang sedang dialaminya. Jadi tidak ada lagi perdebatan dan perkelahian tidak perlu antara Moms dan Dads dengan anak remaja, hanya karena emosi yang tidak terungkapkan.
Sumber: Pixabay.com/Gornostai_nastya
Anak memasuki puber sangat riskan akan pengaruh seks bebas dan narkoba. Waspadai hal ini ya, HappyFams! Jangan sampai anak remaja kita terkena pengaruhnya. Daripada terlambat, sejak anak mulai menunjukkan ciri masa puber segera ingatkan sedini mungkin akan bahayanya. Biasanya, sifat anak pubertas ingin mencoba hal yang tidak diketahuinya. Itulah mengapa biasanya mereka tidak takut mencoba seks bebas dan narkoba.
Beritahukan kepada mereka bahayanya sejak awal, maka anak remaja akan lebih waspada. Mereka pun tak akan mencoba-coba atau mendekati. Kalaupun ada teman yang "terjerumus", mereka bisa langsung membatasi dirinya dari lingkungan yang memberikan pengaruh negatif. Ini karena sudah dipupuk dari awal tentang kerugian dari seks bebas dan narkoba.
Sumber: Yandex.com
Pembahasan berikutnya menjadi informasi yang sangat banyak dicari. Pastinya Moms dan Dads dengan anak berkebutuhan khusus yang memasuki puber mengalami kebingungan. Pubertas anak berkebutuhan khusus biasanya akan ditunjukkan dengan tingkah laku yang mulai suka memeluk dan mencium teman. Hal ini tidak mereka pahami bahwa tidak boleh dilakukan.
Jadi, Moms dan Dads harus segera mengingatkan perilaku tersebut dengan tegas. Bahwa tidak boleh memeluk dan mencium orang lain dengan sembarangan. Pubertas anak berkebutuhan khusus tetap bisa dikendalikan. Asalkan Moms dan Dads tidak lengah dan tidak mudah menyerah mendidik dan memberi tahu mereka, ya. Memang sulit, tapi Moms dan Dads pasti bisa menemukan cara dan celahnya.
Sumber: Pixabay.com/Stocksnap
Seperti yang sudah diinfokan sebelumnya, pubertas anak autis pun juga terjadi dan perlu dihadapi dengan cara yang tepat. Cara menghadapi pubertas anak berkebutuhan khusus adalah dengan mengalihkan fokusnya. Alihkan dengan olahraga adalah cara paling efektif dan signifikan untuk menghindarkan efek yang tidak diinginkan dari pubertas anak autis. Jadi, cobalah temani dan ajak anak autis yang puber untuk lebih sering berolahraga ya. Moms dan Dads bisa mengajak mereka berbagai jenis olahraga. Kalau bisa, tanyakan saja setiap harinya apa yang ingin mereka mainkan. Dengan begitu pubertas pada anak berkebutuhan khusus tetap bisa dikendalikan dengan baik asalkan dilakukan dengan cara yang tepat.
Nah, sekarang Moms dan Dads sudah lebih siap sebelum anak memasuki puber ya! Segera praktekkan apa yang ada di dalam artikel ini ya, dan sesuaikan dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus maupun yang tidak. Kalau Moms menemukan kesulitan di awal, itu adalah hal yang wajar. Asal jangan cepat menyerah. Selalu cari cara yang pas untuk Moms dan anak remaja ini berkomunikasi. Apabila Moms memiliki informasi tambahan terkait cara menghadapi anak puber? Yuk bagikan di komentar!