Happinest.id - Psikologi anak merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan oleh orangtua, selain pendidikan karakter. Pada dasarnya, psikologi anak mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usianya. Sangat penting bagi Dads untuk memahami perkembangan psikologi anak sesuai tahapan usianya ini. Selain menjadi tolak ukur bersikap, Dads juga bisa lebih memahami kondisi anak. Nah, agar Dads tahu seperti apa psikologi anak sesuai tahapan usia si kecil, sebaiknya simak ulasannya berikut!
Sumber: Shutterstock.com
Tahapan pertama psikologi anak yang harus dipahami oleh Dads adalah psikologi anak saat usia bayi. Pada masa inilah, anak benar-benar masih bergantung pada orang tua mereka. Selain itu, anak juga berada pada masa untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di dunia. Meski belum bisa melakukan apa-apa, percayalah Dads bahwa sejak bayi anak sudah memiliki perasaan sebagai bentuk anugerah dari Tuhan.
Pada rentang usia ini, psikologi anak hanya mampu membangun rasa percaya (trust) dan rasa tidak percaya (mistrust). Misalnya, anak akan menangis ketika digendong oleh orang yang belum dikenalinya, namun akan berhenti menangis setelah gendongan kembali ke tangan sang ibu atau ayah yang sudah ia percaya. Sebagai orang tua, Dads sebaiknya menunjukkan kasih sayang dan memberi perhatian lebih kepada anak sejak ia masih bayi ya. Jangan sampai anak merasa bahwa dunia adalah tempat yang kejam hanya karena Dads lalai memberi perhatian.
Sumber: Toddlesg.wordpress.com
Selanjutnya, anak akan melewati fase batita yang berada pada rentang 1 sampai 3 tahun. Pada usia ini anak seharusnya sudah mampu memiliki rasa kepercayaan diri mengenai apa yang ia lakukan. Tahap ini juga biasa disebut sebagai masa golden age dimana anak begitu gencar menerima, mempelajari dan mencari tahu hal baru. Faktanya, secara perlahan, apa yang diperoleh anak ketika tahapan usia 1 hingga 3 tahun inilah yang akan menjadi pembentuk karakter anak kelak. Selain itu, bakat dan minat anak juga mulai tampak di usia-usia ini.
Dads, jangan lupakan untuk memberikan kebebasan pada anak bereksplorasi terhadap lingkungan agar muncul sikap mandiri dalam dirinya. Namun, Dads juga tetap harus mengawasi anak dengan baik. Berikan pengertian dan pemahaman jika apa yang mereka lakukan salah dengan bahasa yang mudah dicerna anak. Hindari mengawasi anak dengan cara berlebihan apalagi sampai menggunakan kekerasan yang bisa memudarkan kepercayaan diri anak sehingga mereka malah menjadi pribadi yang penuh dengan keragu-raguan.
Sumber: Dragonflybritishnursery.com
Psikologi anak balita masuk ke dalam rentang usia 3 sampai 5 tahun yang sudah mengalami banyak perkembangan, Dads. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal dunia luas, seperti di TK atau playgroup yang mana mereka sudah mengenal tentang pertemanan. Berbagai tantangan juga akan dihadapi di usia ini mulai dari yang sederhana hingga kompleks karena anak sudah dituntut untuk mampu bersosialisasi.
Peran Dads pada tahapan usia ini sangat penting lho. Selalu tunjukkan sikap teladan yang baik terhadap anak ya, Dads. Meski tahap ini menjadi pembuka gerbang pendidikan formal bagi anak, tetaplah berikan keleluasaan bagi anak untuk bermain karena itu memang fitrah mereka sebagai anak-anak, Dads. Bermain juga memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan sosial anak dan dapat membantunya untuk mengembangkan pola pikir mereka.
Sementara itu Dads sebagai orang tua tetap harus memberikan dorongan dan motivasi kepada anak untuk menghadapi dunia. Anak mungkin akan terluka dan kerap melakukan kesalahan pada usia ini, jadi tetaplah beri nasehat dan bimbingan kepada mereka. Usahakan agar hal tersebut tidak mengindikasikan suatu larangan, karena yang terlalu sering dilarang juga berdampak buruk pada pembentukan psikologisnya.
Sumber: Kidcastlecareers.com
Anak pada usia 6 sampai 10 tahun sudah mulai mengenyam bangku sekolah dasar ya, Dads. Semakin banyak pelajaran yang dapat mereka ambil ketika telah sampai pada usia ini. Meskipun begitu, jiwa mereka masih anak-anak yang menginginkan kebebasan untuk bermain.
Pada rentang usia ini juga, psikologi anak semakin kompleks karena berbagai hal yang mereka lalui. Selain berteman dan bermain, anak juga mulai fokus terhadap ilmu pengetahuan seperti apa yang diperoleh dari bangku pendidikan formal. Peran Dads dibutuhkan dalam tahap ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak menyerap pelajaran.
Bila ia kesulitan menerima pelajaran, bisa muncul rasa ketidakmampuan dalam dirinya lho. Hal ini jika tidak dikelola dengan baik dapat mempengaruhi psikologis mereka, Dads. Oleh sebab itu, Dads tetap harus membantu buah hati, memberi dukungan, serta memotivasinya.
Sumber: Thesecurityawarenesscompany.com
Kalau anak sudah sampai pada usia ini, Dads harus bersiap-siap menghadapi psikologi anak yang kerap tidak terkendali. Rentang usia 10 hingga 20 tahun atau juga dikenal sebagai masa pubertas ini merupakan fase dimana anak melakukan pencarian jati diri dan bahkan tidak ragu mencoba segala sesuatu. Kalau anak berhasil menemukan jati diri mereka, maka proses pencarian jati diri mereka dianggap berhasil dan begitupun sebaliknya, Dads.
Masa inilah yang benar-benar sangat rentan terhadap kehidupan anak kelak. Oleh sebab itu, Dads harus memberi perhatian ekstra ketika anak berada pada tahap ini. Dads, jadilah pendengar yang baik untuk mereka, pahami apa yang mereka inginkan dan tetap berikan bimbingan. Kondisi anak yang cukup labil ini tetap memerlukan arahan dan nasehat dari Dads. Ingatlah juga untuk tidak bersikap terlalu keras kepada anak ya, Dads!
Itulah beberapa hal yang harus Dads pahami terkait psikologi perkembangan anak sesuai dengan tahap usia mereka. Jika Dads memiliki pengalaman seputar perkembangan psikologi anak, silakan tinggalkan pada kolom komentar ya. Semoga bermanfaat, Dads!
Setiap anak dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk tingkat kecerdasannya. HappyFams tentu pernah mendengar ... Lanjut Baca
Mendidik anak tidaklah cukup hanya dengan meningkatkan kecerdasan intelektual (IQ) saja. Namun saat ini orang ... Lanjut Baca
Selama ini banyak orang menganggap bahwa bahwa kecerdasan intelektual atau IQ menjadi kunci kesuksesan seseorang. ... Lanjut Baca