Happinest.id - Seks tentu menjadi aktifitas pasangan suami istri yang menyenangkan bagi keduanya. Di momen inilah, hubungan yang terbangun tidak hanya sekedar kenikmatan dan kepuasan saja, namun juga kedekatan hati satu sama lain. Rasa percaya, rasa memiliki, dan keterbukaan dapat dipupuk dengan melakukan seks.
Maka dari itu, salah satu istilah bahasa Inggris yang merujuk pada aktivitas ini adalah 'making love'. Membuat rasa cinta. Membangun rasa cinta. Ada kalanya juga, sepasang suami istri jarang bercinta. Salah satu penyebabnya adalah kesibukan dan beban kerja harian yang menyebabkan keinginan bercinta teralihkan.
Terlepas dari segala sebab, Moms perlu mengetahui apa saja dampak buruk jarang bercinta. Dampak yang akan dirasakan tidak hanya rasa percaya diri yang menurun drastis, rasa curiga, rasa kecewa. Berikut penjelasan lengkap semua dampak buruk jarang bercinta.
Sumber: Yandex.com
Ada banyak efek fisiologis yang bisa terasa sebagai pengaruh jarang bercinta, berikut daftarnya.
Saat rajin melakukan hubungan seksual, yang terjadi adalah munculnya sekresi hormon kebahagiaan, serotonin, serta dopamin yang mengalir deras. Meningkatnya produksi zat-zat tersebut dalam jumlah yang banyak ini pun membantu kadar stres tubuh menurun.
Tak heran jika hal inilah yang menyebabkan seks seringkali disebut sebagai aktifitas relaksasi bagi pasangan suami istri. Tanpa seks yang aktif, serotonin dan dopamin tetap bisa muncul ketika seseorang merasa bahagia, namun tentu saja jumlah produksinya menjadi berkurang.
Berkurangnya frekuensi bercinta dengan pasangan dalam kehidupan pernikahan juga bisa memberikan dampak turunnya rasa percaya diri, serta menumbuhkan kecurigaan bila tidak dikomunikasikan dengan baik. Akibatnya, Moms atau Dads bisa merasakan stres, serta menimbulkan hubungan yang berjarak.
Rasa stres berlebih yang muncul ini juga tidak baik bagi Moms dan Dads karena emosi negatif seperti ini membutuhkan energi cukup besar. Bila dibiarkan terus menerus, maka akan terjadi kekacauan fisiologi, turunnya sistem imun, serta infeksi patogen di dalam tubuh yang bisa memunculkan resiko kanker.
Bagi perempuan sendiri, salah satu efek lama tidak berhubungan intim adalah peningkatan nyeri haid. Padahal, hormon bahagia yang diproduksi tubuh setelah berhubungan seks dengan pasangan, selain bisa mengurangi stres, juga menekan rasa sakit nyeri saat datang bulan lho. Jangan malu Moms untuk ajak Dads duluan!
Seks, sesungguhnya adalah workout bagi pasangan suami istri. Moms dan Dads dituntut untuk aktif bergerak ketika melakukan hubungan intim, persis seperti gerakan olahraga yang perlu menggerakkan berbagai bagian tubuh. Pasti Moms dan Dads pernah merasakan ya, bagaimana setelah seks selesai, jantung berdegup lebih kencang.
Selain menyenangkan, seks pun membantu kalori tubuh terbakar. Jadi, tentu saja ketika Moms dan Dads mulai jarang melakukan hubungan intim, maka berkuranglah satu kesempatan untuk berolahraga yang tentu saja sehat bila dilakukan lebih rutin.
Jarang berhubungan seks membuat kursi libido yang ada dalam memori bergeser. Ia tak lagi menjadi prioritas. Maka terjadi penurunan gairah seksual. Tak jarang untuk menaikkannya kembali butuh usaha yang lebih. Tapi, begitu ada kesempatan untuk melakukan hubungan seksual, libido akan kembali naik, Moms. Bahkan bisa lebih hebat dari sebelumnya.
Sumber: Pexels.com
Ada dua masalah yang akan muncul pada vagina, yaitu pelemahan dinding vagina dan penurunan jumlah lubrikan. Umumnya, semakin tua usia seorang wanita, akan terjadi penipisan dinding vagina jika tidak berhubungan seksual secara teratur. Hal inilah yang nantinya dapat mengakibatkan seks terasa lebih menyakitkan.
Kadar kolagen pada jaringan ikat bawah kulit dan selaput tubuh memang bisa berkurang. Inilah yang menyebabkan penipisan dinding vagina. Disinilah fungsi seks ada untuk dapat membantu menyeimbangkan penyusutan ini dengan memberi suplai darah pada area kelamin. Semakin rutin melakukan hubungan seks, kemungkinan penipisan vagina dapat terelakkan.
Lubrikan di area vagina sendiri bisa muncul ketika zat dari jaringan ikat bernama kelenjar bartholini memproduksi lendir yang menjadi lubrikan utama saat berhubungan seks dengan pasangan. Namun, seiring usia, penurunan estrogen pada wanita menyebabkan vagina tidak cukup terlubrikasi bila tidak distimulasi dengan seks.
Sumber: Yandex.com
Selain efek fisiologis, efek lama tidak berhubungan intim juga menyerang rasa percaya diri. Saat terjadi penurunan frekuensi hubungan intim, seseorang dapat merasa bahwa dirinya sudah tidak menarik lho, Moms! Padahal belum tentu hal itu yang terjadi, bisa saja ini hanya asumsi Moms semata. Bila tidak ditangani dengan baik, rasa inferior ini dapat memupuk perasaan negatif lainnya, sehingga ada muncul rasa curiga pasangan tak lagi puas dan mencari pelampiasan di luar yang malah membuat Moms tambah stres.
Sumber: Yandex.com
Dampak buruk jarang berhubungan seks pada rasa percaya diri dapat membesar menjadi perilaku negatif lain, yakni pertengkaran rumah tangga! Rasa kesal, marah, inferior yang tidak diungkapkan akan menjadi batu pengganjal di hati. Pasangan berubah menjadi momok yang menyebalkan. Rasanya ingin marah saja setiap bertemu dirinya. Saat berkomunikasi pun saling ketus dan mudah salah paham. Rasanya mendengar suara pasangan saja tidak mau. Menatap wajahnya juga malas. Rasanya ada rasa frustasi yang menggerayangi batin.
Sumber: Yandex.com
Bila saat ini Moms dan Dads mulai jarang berhubungan intim, yuk mulai lagi perbaiki frekuensinya sebelum mulai timbul dampak negatif yang lebih buruk. Buatlah jadwal bercinta minimal satu kali dalam seminggu. Selain itu, hal penting lain yang juga perlu dilakukan adalah membangun komunikasi yang positif satu sama lain.
Perbaiki komunikasi dengan meredam emosi saat berbicara. Tahan rasa marah dan kecewa Moms atau Dads, kemudian dengarkan alasan dari sisi pasangan dengan seksama. Komunikasikan apa yang disuka dan tidak disuka terkait hubungan seksual dan sehari-hari. Jika ada yang menyakitkan, lebih baik komunikasikan saja, daripada ditahan-tahan. Jangan gengsi meminta maaf bila awalnya saling curiga dan tidak percaya.
Demikian pembahasan mengenai dampak buruk jarang bercinta bagi pasangan suami istri. Tentu saja, dibutuhkan kesabaran dalam membina suatu hubungan. Toleransi dan komunikasi menjadi kunci utama untuk mempertahankan sebuah hubungan agar tetap harmonis. Yuk bagikan pengalaman Moms di kolom komentar!