Masa pubertas akan dilalui oleh semua anak laki-laki maupun perempuan. Moms perlu mengenali secara dini sehingga mampu memberikan dukungan secara optimal dan menjelaskan secara personal supaya anak tidak mendapatkan edukasi yang salah.
Perubahan drastis yang terjadi pada tubuh anak terkadang menimbulkan beberapa gangguan psikologis. Mulai dari tingkat emosi tinggi sampai rasa cemas berlebihan ketika menghadapi masalah tertentu.
Jika Moms tidak memahami kondisi seperti itu tentu saja anak akan rawan mengalami masalah. Jadi Moms sebaiknya mengetahui apa saja ciri ketika anak sudah mulai memasuki masa pubertas.
Zaman sekarang kita tidak dapat mengukur masa pubertas dimulai pada usia berapa, karena tiap zaman mengalami perubahan hormon pada manusia yang secara tidak langsung mempengaruhi masa pubertas anak.
Terdapat perbedaan secara spesifik pada anak laki-laki dan perempuan dalam masa pubertas sehingga perlu perlakuan berbeda. Kita tidak boleh menyamaratakan bagaimana edukasi terhadap pertumbuhan seperti itu.
Jadi ada beberapa konsep yang perlu dipahami Moms sehingga anak tetap berada dalam bimbingan yang tepat. Ketika memperlakukan keduanya sesuai standar psikologis tentu dapat memberikan hasil maksimal.
Happinest Indonesia telah mempersiapkan apa saja ciri-ciri masa puber anak laki-laki dan perempuan. Sehingga ini dapat dijadikan acuan ketika hendak memberikan bimbingan terhadap anak.
Tanpa adanya peran orang tua dalam menjaga pola asuk anak remaja dalam perkembangannya maka akan kurang baik dalam masa depan. Ini setidaknya dapat dijadikan referensi bagi Moms and Dads dalam memberikan edukasi.
Jadi nantinya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal terutama pada usia matang. Jika tidak memberikan bimbingan dan dukungan dari orangtua siapa lagi yang akan memberikannya?
BACA JUGA:
Berikut ini akan kita bedah bersama terkait tanda pubertas anak yang akan dialami ketika beranjak remaja. Sehingga orang tua akan mudah dalam melakukan pemantauan terhadap tumbuh kembang pada usia tertentu.
Pada anak usia laki-laki mimpi basah sudah bukan menjadi sebuah ciri dari masa pubertas. Perkembangan dari teknologi membuat aspek seperti itu tidak lagi relevan sebagai sebuah acuan.
Ketika melihat perkembangan secara hormonal maka ada beberapa aspek penting dan akurat. Masa pubertas berhenti ditandai dengan munculnya rambut pada daerah kemaluan, janggut, kumis, dan ketiak adalah ciri paling akurat.
Hormon pertumbuhan yang terjadi tentu dapat menunjukkan bahwa manusia tersebut sudah siap bereproduksi. Jadi tidak ada lagi ciri psikis yang menunjukkan bahwa seseorang sudah siap berkembang biak.
Ciri paling mudah untuk menunjukkan anak perempuan masuk masa pubertas atau belum adalah dari siklus menstruasi. Jika ini sudah terjadi maka mereka sudah membutuhkan bimbingan lebih.
Perkembangan fisik seperti ukuran payudara atau pertumbuhan pinggang ternyata tidak lagi relevan. Dua masa pubertas dimulai pada usia dapat dipengaruhi oleh pola makan dan aktivitas harian.
Sehingga belum tentu juga ketika seorang anak perempuan memiliki dada besar dikatakan sudah remaja. Ini adalah persepsi yang perlu dihilangkan karena tidak lagi relevan terhadap evolusi manusia.
Dengan mengetahui beberapa ciri tersebut tentu Moms sudah tahu bagaimana kondisinya. Berikutnya Happinest akan memberikan beberapa tips bimbingan konseling pada usia remaja sehingga mampu menjadi acuan.
Sumber: pixabay
Sekarang bimbingan konseling paling penting bagi remaja adalah edukasi mengenai kegiatan seksual. Hal tersebut tidak boleh lagi dipandang sebagai sesuatu yang tabu karena memiliki peran krusial.
Untuk mencegah kehamilan di luar nikah ketika remaja masuk masa pubertas ini perlu diberikan sebagai modal awal. Tanpa adanya tendensi untuk membebaskan seks di luar nikah pendidikan seperti ini perlu diberikan.
Ketika para remaja tidak mengetahui bagaimana cara manusia bereproduksi tentu akan berdampak buruk bila mereka mencari tahu sendiri. Justru ketika kita menganggap tabu pendidikan seks remaja ini menimbulkan banyak kehamilan di luar nikah.
Sebagai orang tua yang bertanggung jawab Moms juga perlu memberikan edukasi tentang tanggung jawab dan relasi. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai modal awal bagi remaja untuk berpikir secara matang.
Serangan hormonal yang akan mereka alami ketika masa pubertas disebut juga usia remaja sangat tinggi dan tidak boleh dipandang sebelah mata. Sehingga tanpa adanya edukasi dan bimbingan secara spesifik maka mereka akan mencari sumber kurang terpercaya.
Peran orang tua akan semakin krusial pada usia tersebut karena adanya pengaruh kuat hormonal. Jika para remaja mulai melakukan eksperimen sendiri tentu akan memberikan dampak jauh lebih buruk.
Kita harus mengedukasi mereka bagaimana menghadapi masa pubertas berakhir pada usia gejolak hormonal tersebut secara optimal. Pengetahuan tentang seks dan self service perlu diberikan sehingga menjadi modal penting ketika berkembang.
Ketika aspek tersebut dipandang sebagai hal tabu dari mana para remaja tersebut akan mencari tahu sendiri. Jika orang tua tidak mampu memberikan penjelasan secara spesifik dan baik maka kenakalan remaja justru akan meningkat.
Oleh karena itu Moms perlu teliti dalam memberikan edukasi kepada para remaja. Jika masa pubertas sudah masuk maka mereka harus diberikan pendidikan secara lebih maksimal agar tidak salah dalam pergaulan.