Happinest.id - Pasangan dibentuk oleh dua orang yang berbeda, yang didasari rasa cinta dan percaya. Biasanya, diantara kedua orang ini memiliki kemiripan, atau malah berbeda sekali satu sama lain. Perbedaan yang hadir biasanya terkait pola pikir, cara pengolahan perasaan, persepsi, dan tindakan.
Perbedaan juga pasti selalu ada dalam sebuah hubungan. Perbedaan ini jugalah yang menjadi salah satu sebab pertengkaran dengan pasangan. Gesekan memang hal yang wajar saat menyatukan dua jiwa. Namun, perlu diingat jangan terlalu sering bertengkar dengan pasangan. Kalau sudah terlanjur, cobalah lakukan 7 hal berikut.
Sumber: Pexels.com
Setelah bertengkar hebat dan amarah meledak, ambil langkah tenangkan diri dengan melakukan gencatan senjata sementara dengan pasangan. Dinginkan terlebih dahulu emosi yang hadir. Usahakan jangan konfrontasi pasangan saat amarah sedang memuncak bila tak ingin muncul pertengkaran kembali.
Mungkin di saat inilah juga perasaan ingin menyakiti singgah di dalam hati pasangan. Namun, ia berusaha kendalikan diri karena besarnya cinta kepada Moms. Selain itu, di masa gencatan senjata sementara inilah ia juga mengevaluasi dirinya, dan sebenarnya menyesali apa yang sedang terjadi di antara hubungan kalian berdua.
Di sisi lain, Moms juga harus bisa mulai mengevaluasi diri, apakah sebenarnya yang salah dalam hubungan berdua? Apakah kesalahan itu murni dari pasangan, atau dari Moms sendiri? Apa yang menjadi pencetus masalah tersebut? Apa maksud dari marahnya pasangan kepada Moms? Apakah pertengkaran ini harus dilanjutkan?
Dalam periode diam ini, Moms pasti juga akan lebih sadar apa saja yang menyakiti pasangan. Dan bisa memilih apakah mau lanjut bertengkar atau mengakhirinya. Jika memang ingin membangun hubungan yang sehat dengan pasangan, sebaiknya jangan terlalu lama berselisih. Pikirkan cara tepat agar kembali rujuk dan harmonis.
Sumber: Pexels.com
Ada satu kunci penyelesaian untuk Moms jika bertengkar dengan pasangan. Berusahalah untuk menjadi orang pertama yang berinisiatif memulai perdamaian. Datangi pasangan dan ucapkan kata maaf. Ini mungkin terdengar ringan, namun dari kata maaf itulah perdamaian dimulai. Tadinya diam-diaman, sekarang bisa mulai berbicara.
Bisa jadi permintaan maaf Moms tidak langsung diterima olehnya, bahkan mungkin saja akan ditolak. Bersungguh-sungguhlah dalam memohon maaf. Jika butuh untuk memberi waktu lebih lama hingga pasangan memaafkan, berikan ia waktu. Ingatkan padanya, setidaknya sebelum bepergian atau sebelum tidur, masalah ini harus diselesaikan.
Jika kondisi sudah mencair, peluklah ia sembari mengucapkan kata maaf. Jika perlu untuk menangis, menangislah. Menangis bukan tanda lemah, namun tanda perasaan yang kuat. Tanda tekad yang kuat untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan. Selama berpelukan, ungkapkan betapa Moms sangat mencintai pasangan dan tak ingin kehilangannya. Katakan bahwa perselisihan ini jangan sampai mengalahkan rasa cinta dan hubungan yang dibangun lama.
Sumber: Pexels.com
Jika dirasa sudah tenang, mulailah bicarakan masalah dengan hati-hati. Bisa jadi masalah tadi adalah masalah yang sensitif. Masalah yang sensitif biasanya menyangkut harga diri, keluarga, atau ada hal tertentu yang spesifik. Tanyakan perlahan tanggapan pasangan terhadap masalah tersebut. Apa yang ada di dalam pikirannya. Apa yang dia pikirkan tentang Moms.
Mintalah pasangan untuk mengungkapkan dengan jujur. Sembari mendengarkannya, buang emosi negatif yang memicu kemarahan. Jika pasangan tidak mau mengungkapkan, mulailah terlebih dahulu. Berikan pancingan agar pasangan dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Budayakan untuk tidak menginterupsi hingga poin utama ungkapan perasaannya terungkap.
Mendengarkan adalah salah satu kemampuan dasar yang dapat mencegah perselisihan. Melalui telinga, kita dapat memahami perasaan dan persepsi seseorang, termasuk pasangan. Jika saat ini Moms belum dapat mendengarkan dengan baik, mulailah dari sekarang untuk kelanggengan hubungan di masa depan. Agar dapat mendengarkan dengan baik, tekanlah ego Moms.
Jika ada pemahaman yang salah, biarkan pasangan menjelaskannya dulu. Setelah itu koreksilah dengan baik. Jangan budayakan untuk saling berbantahan. Terlalu sering berbantahan dapat mengurangi rasa hormat pada pasangan. Tahan diri, dan belajarlah lebih sabar.
Sumber: Unsplash.com
Salah satu manfaat bertengkar dengan pasangan adalah ajang memperbaiki hubungan. Pertengkaran pasti muncul karena sesuatu. Apalagi jika selalu bertengkar dengan pasangan. Mungkin ada pemahaman yang kurang tepat tentang pasangan, ada yang salah dalam masing-masing diri, ada yang salah dalam hubungan sebagai pasangan.
Lakukan momen intim untuk merekatkan kembali hubungan yang canggung setelah bertengkar. Bentuk momen ini bisa bermacam-macam: quality time, jalan berdua, atau seks. Jika HappyFams suka menyantap makanan bersama, maka lakukanlah. Atau hanya sekedar berpelukan sambil memandang ke luar jendela. Atau cuddling di tempat tidur.
Ada juga pasangan yang lebih senang melakukan seks setelah bertengkar lho, HappyFams! Konon sih, ada alasan spesifiknya mengapa seks setelah bertengkar bisa lebih menggairahkan. Mungkin bisa Moms coba juga bersama Dads ketika pertengkaran sudah mereda, siapa tahu jadi lebih intim setelahnya, bukan?
Sumber: Pexels.com
Selama bertengkar, mungkin ada banyak kata atau perbuatan Moms yang menyakiti perasaan Dads. Untuk menutup luka, selain ungkapan maaf, ungkapkan betapa kuatnya Moms mencintai pasangan. Ungkapkan rasa syukur Moms memiliki pasangan seperti Dads. Dengan begitu, hubungan akan dapat menjadi lebih baik.
Bertengkar dengan pasangan itu biasa, namun selalu bertengkar dengan pasangan beda cerita ya, Moms. Mulailah perdamaian dengan mengikuti tips dan trik yang sudah Happinest bagikan di artikel ini ya, Moms! Bila punya pengalaman terkait cara rujuk dengan pasangan, jangan lupa bagikan di kolom komentar!