happinest.id - Miss V tiba-tiba terasa gatal, atau semakin hari semakin sering terjadi dan bahkan tak kunjung sembuh juga. Hati-hati Moms! Selain jadi kurang percaya diri, gatal pada Miss V juga bikin serba salah saat beraktivitas sehari-hari.
Miss V merupakan organ penting dalam tubuh, tanpa disadari Miss V berada daerah yg paling lembab pada tubuh. Maka gatal pada Miss V pun kadang tidak terhindarkan.
Walau menurut Lauren Streicher, MD, profesor kebidanan dan ginekologi klinis di Northwestern Feinberg School of Medicine, kondisi itu tergolong normal, tapi tetap waspada pada gatal pada Miss V yang disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
Baru mengganti sabun dan organ kelamin terasa gatal? Dermatitis kontak bisa jadi penyebabnya. Jenis iritasi kulit ini dipicu reaksi alergi terhadap produk tertentu, termasuk lubrikan dan kondom, deterjen pakaian, tisu toilet, sabun, pembalut, hingga bergesekan dengan pakaian dalam yang terlalu ketat.
Untungnya, kebanyakan kasus dapat hilang dengan sendirinya. Untuk mempercepat penyembuhannya, bisa dibantu dengan berendam dalam bak mandi yang berisi campuran air dan baking soda maupun krim steroid dari dokter.
Bakteri vaginosis menjadi alasan paling umum yang bikin Miss V terasa gatal dan dipicu oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat yang mempengaruhi perubahan pH. Cermati gejala lainnya yang meliputi keputihan berwarna putih keabuan, berbau amis menyengat, atau rasa terbakar saat buang air kecil.
Dokter akan menyarankan antibiotik dalam bentuk pil, krim, atau kapsul yang dimasukkan ke dalam Miss V. Biasanya, rasa gatal yang menyiksa akan mereda dalam 2-3 hari tapi jangan hentikan penggunaan obat sebelum batas waktu yang diberikan dokter ya Moms.
Perubahan kadar hormon, misalnya saat menstruasi, hamil, menggunakan KB, atau mengalami menopause, dapat memicu rasa gatal pada organ intim perempuan. Apalagi seiring bertambahnya usia, kadar estrogen yang turun menyebabkan Miss V makin rentan mengalami gatal dan iritasi.
Untuk mengurangi sensasi kurang nyaman ini, hindari pemakaian produk kewanitaan seperti pembalut atau sabun pencuci yang mengandung pewangi. Jika mulai terasa mengganggu, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Mirip dengan bakteri vaginosis yang juga menimbulkan rasa gatal, infeksi jamur juga dipicu ketidakseimbangan pH pada Miss V. Selain itu, kehamilan, hubungan intim, efek samping antibiotik, dan daya tahan tubuh yang sedang melemah juga menjadi faktor penyebab infeksi jamur. Kenali gejalanya dari keputihan yang bertekstur kental dan berwarna putih susu, serta diskusikan dengan dokter untuk pengobatan paling tepat.
Klamidia, herpes, dan gonore yang ditularkan lewat hubungan intim juga bisa memicu rasa gatal pada Miss V. Jika diikuti dengan gejala lainnya seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan berbau menyengat, dan nyeri saat berhubungan seksual, segera datangi dokter. Nantinya, rangkaian tes dan uji laboratorium akan diberikan untuk menguji penyakit yang diderita dan menentukan jenis obat-obatan yang tepat.
Rasa gatal pada Miss V memang lumrah, tapi bukan berarti diremehkan, lho Moms. Selalu jaga kebersihan dan kesehatan organ intim, dan segera kunjungi dokter jika mengalami gejala lain yang mengganggu.
Yang pasti jangan sampai jadi jenuh berhubungan intim dengan partner ya Moms. Bila sampai jenuh berhubungan intim klik link berikut 5 tips meningkatkan gairah berhubungan intim.
Sehat terus ya Moms!