Renovasi rumah menjadi alternatif bagi para Dads yang ingin memberikan suasana baru di dalam rumah agar nampak lebih elegan. Nah, seringkali saat melakukan renovasi, Dads memiliki rencana untuk menghemat anggaran, namun pada kenyataannya biaya yang dikeluarkan bisa lebih besar dari yang direncanakan. Maka, untuk menghindari hal tersebut, Dads perlu mengetahui berbagai tips dan hal umum yang wajib dipahami terlebih dahulu untuk mewujudkan renovasi rumah yang sukses. Tak perlu berlama-lama lagi, yuk simak tips selengkapnya berikut ini!
Sumber: Pexels.com/Pixabay
Skala prioritas ini bertujuan untuk membuat daftar bagian apa yang hendak diperbaiki sesuai dengan budget yang tersedia. Misalnya, Dads ingin memperbaiki halaman rumah menjadi lebih indah dengan dibangun taman beserta kolam. Nah, jika sudah menentukan skala prioritasnya, pastikan untuk fokus pada area tersebut. Tanpa skala prioritas, biasanya Dads akan tergiur oleh godaan fasilitas taman yang sebenarnya tidak perlu, misalnya menambah air mancur dan ayunan untuk si kecil. Akibatnya, biaya renovasi rumah akan membengkak di awal sebelum taman yang diidamkan terwujud. Terakhir, jangan lupa untuk merundingkan daftar prioritas tersebut pada keluarga ya!
Sumber: Pexels.com/RawPixel
Tujuan dari perbaikan rumah pada dasarnya ingin memiliki hunian yang terkesan baru atau memang sudah waktunya diperbaiki sehingga harus direnovasi. Misalnya saja Dads ingin memiliki kamar anak-anak yang lebih fresh dan kokoh. Maka, beberapa bagian yang perlu diperhatikan adalah material dinding, lantai, furnitur, pintu, dan atap. Nah, untuk menekan budget biar lebih hemat, sebaiknya gunakan bahan-bahan bangunan yang sudah dimiliki atau bekas. Biasanya, pada renovasi sebelumnya, Dads memiliki sisa-sisa bahan bangunan yang belum terpakai dan masih dalam kategori layak pakai. Mulai dari pintu, genteng, jendelai, peralatan sanitasi, semen, dan sejenisnya. Apabila terdapat marmer bekas, Dads juga bisa mengkreasikannya untuk mempercantik interior kamar anak-anak. Lebih bermanfaat, daripada dibuang sia-sia, bukan?
Sumber: Pexels.com/Bartek Wojtas
Pada poin ini, Dads harus dengan jeli memperhitungkan volume dan harga dari masing-masing pengerjaan pada tahap awal sampai akhir. Perlu diingat bahwa perincian komponen ini biasanya akan berkembang menjadi lebih luas dalam prakteknya di lapangan. Misalnya, dari target awal pembuatan penutup atap baru, Dads perlu penambahan pengerjaan untuk instalasi mekanikal sampai elektrikal. Untuk itu, pastikan untuk fokus pada skala prioritas dan budget yang dianggarkan.
Sumber: Pexels.com/RawPixel
Hal utama yang harus dipersiapkan saat renovasi hunian memang dana. Namun, terlepas dari dana yang tersedia, Dads juga harus memperhitungkan rencana pengeluaran apa saja yang bakal dibelanjakan. Jangan sampai karena keasyikan memilih komponen yang akan dibeli, Dads jadi kehabisan dana untuk membayar biaya tukang. Jika perlu, berkonsultasilah pada ahlinya. Boleh melalui kerabat terdekat, tukang profesional, ataupun konsultasi online yang kini banyak disediakan oleh penyedia layanan konsultasi bangunan via online.
Biar Dads ingin lebih detail dan jelas, silakan membuat Rencana Anggaran Biaya berdasarkan jenis material yang akan dibeli serta komponen pekerjaannya. Misalnya, Dads hendak membeli beton. Maka, hitunglah volumenya secara satuan kemudian hitunglah dengan cara dikali bersama harga per satuannya. Pastikan Dads sudah memperkirakan penggunaan materialnya ya!
Sumber: Pexels.com/Pixabay
Terkadang, Dads merasa kebingungan dengan volume pembelian material yang harus dibeli. Jika membeli terlalu banyak dengan anggaran besar, Dads takut material tersebut tidak akan terpakai seluruhnya. Sebaliknya, jika anggarannya terlalu kecil pasti akan kekurangan. Nah, solusi yang dapat Dads lakukan adalah dengan bekerjasama dengan toko bangunan. Tentu kedua belah pihak akan mendapatkan manfaatnya. Dads dapat melakukan pembelian material secara angsuran tiap kali dibutuhkan, sedangkan pemilik toko mampu memenuhi target penjualan stok material yang dipatok oleh supplier. Menguntungkan bagi kedua belah pihak, kan?
Sumber: Pexels.com/Pixabay
Jika Dads tinggal di daerah perkotaan, biasanya tersedia jasa renovasi rumah yang melayani perbaikan rumah baik dalam skala besar maupun kecil. Mereka dapat bekerja secara profesional dalam bentuk pekerja lepas ataupun juga sebagai perusahaan resmi. Sebagai pengguna jasa, Dads diuntungkan dalam hal kenyamanan proses dan juga hasil yang berkualitas. Tentu, Dads harus lebih selektif menentukan kontraktor mana yang baik dan tepat. Yang pasti, kontraktor yang berpengalaman, akan sebanding dalam memasang harga yang sepadan dengan hasilnya.
Namun, Dads tak perlu khawatir, apabila dana yang tersedia memang terbatas, jasa tukang juga bukan pilihan yang buruk. Meski terkesan tradisional, namun tukang lebih enak untuk diajak diskusi terkai desain, fee, dan progress pembangunannya. Selain hemat, Anda tak akan kewalahan dari sisi biaya. Dads hanya tinggal pertimbangkan plus minusnya juga terkait dengan budget yang tersedia.
Sumber: Pexels.com/RawPixel.com
Satu hal yang sering diabaikan oleh Dads saat memperbaiki rumah adalah merasa harus berkompetensi dengan lingkungan sekitar. Misalnya, melihat ada tetangga yang membangun rumah dengan eksterior kayu jati, lantas Dads ikut-ikutan membeli kayu jati. Padahal, material tersebut tidak masuk dalam skala prioritas yang telah dibuat. Inilah yang mengakibatkan pengeluaran tak terduga dan mempengaruhi budget menipis. Sebaiknya lebih bijak ya, Dads!
Dengan memperhatikan tujuh tips renovasi rumah di atas, diharapkan Dads akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Mulai dari sisi efektivitas waktu, tenaga, biaya yang tersedia, serta hunian yang tampak lebih baru. Jadi, jangan biarkan rumah Anda rusak akibat keterlambatan perbaikan ya!
Apakah Dads punya trik sendiri ketika ingin merenovasi rumah? Share di komentar ya!