Curhatan anak menjadi salah satu hal yang sebaiknya mendapat perhatian khusus dari para orang tua. Moms and Dads mungkin belum menyadari bahwa anak kerap memiliki perasaan yang ingin ia curahkan.
Namun tidak sedikit anak kesulitan mengungkapkan perasaan mereka kepada orang tua karena berbagai alasan. Misalnya orang tua terlalu sibuk bekerja, tidak diberi kesempatan untuk curhat, hingga kurangnya kedekatan antara anak dan orang tua.
Padahal semua anak memiliki perasaan yang perlu mendapatkan perhatian, oleh karena itu polah asuh anak yang baik perlu dipehatikan sebagai orangtua jangan sampai timbul masalah kesehatan jiwa timbul ketika anak beranjak dewasa. Untuk lebih memahami putra-putri Moms and Dads, kali ini kami akan mengungkap apa saja curhatan si sulung, perantau, hingga korban broken home.
BACA JUGA:
Anak pertama alias sulung terlahir dari orang tua yang belum berpengalaman karena belum pernah mengasuh putra-putri sendiri sebelumnya. Meski tidak semua sulung mempunyai persoalan yang sama persis, namun kebanyakan mereka mengalami hal sama.
Salah satu curhatan anak pertama yang paling banyak yaitu keterpaksaan untuk selalu mengalah kepada adik-adiknya. Kehadiran sang adik membuat perhatian dari Moms and Dads mengalami teralihkan.
Tidak jarang si sulung dituntut agar selalu mengalah. Tidak hanya itu, si sulung juga terpaksa selalu memahami keadaan apapun. Perkataan seperti, “Adik kan belum paham, Kak. Kakak mengalah, ya” adalah hal biasa.
Curhatan anak sulung lainnya yaitu terpaksa menjadi dewasa setiap saat. Terutama ketika Moms and Dads tidak sedang berada di rumah. Maka, semua tanggung jawab orang dewasa seakan menjadi tanggung jawab si anak sulung.
Sulung sering kali mendapat banyak tuntutan dari Moms atau Dads. Sulung dianggap sebagai role model terpenting bagi adik-adiknya. Misalnya dalam berperilaku hingga mencapai kesuksesan yang justru membuat sulung merasa tertekan.
Sumber: unsplash
Siapa yang tidak mendambakan keluarga harmonis dan bahagia? Sayangnya kenyataan tidak berpihak kepada harapan. Hubungan orang tua yang semakin renggang dan berakhir perceraian membuat psikologis anak Moms goncang.
Pertikaian antara Moms dan Dads membuat perhatian kepada anak menjadi berkurang bahkan hilang. Tidak sedikit korban broken home ingin menyampaikan curhatan anak yang kurang kasih sayang utuh dari kedua orang tuanya.
Saat berada di sekolah maupun lingkungan pertemanan, tidak jarang anak broken home mendengarkan cerita dari teman mereka tentang keluarga utuhnya. Atau ketika berkunjung ke rumah teman dan bertemu dengan keluarga mereka.
Meskipun terkesan biasa saja bagi sebagian orang, namun hal tersebut adalah curhatan anak yang mengalami broken home. Melihat kehidupan keluarga utuh dan harmonis membuat si broken home merasa iri.
Trust issue merupakan kondisi dimana seseorang sulit percaya kepada orang lain. Pengalaman pahit melihat perselisihan Moms and Dads di rumah bisa menimbulkan rasa tidak percaya terhadap orang sekitarnya terutama pasangan.
Saat beranjak dewasa, tidak sedikit anak memutuskan pergi merantau untuk melanjutkan studi ataupun bekerja. Meskipun hal tersebut adalah keputusan sendiri, namun bukan berarti merantau adalah hal mudah.
Curhatan anak yang selalu dirasakan oleh para perantau yaitu merasakan kerinduan mendalam kepada keluarga dan kampung halaman. Teknologi telepon atau video call terkadang tidak cukup untuk mengobati kerinduan tersebut.
Masakan ibu adalah salah satu alasan mengapa rasa rindu seakan tidak pernah pudar dari perasaan si perantau. Di dalam kamar kos, anak rantau kerap menahan rindu demi meraih cita-citanya.
Hidup hemat adalah tantangan utama bagi kebanyakan anak rantau sehingga kemampuan mengatur keuangan menjadi hal penting. Mungkin mereka tidak mengeluh kepada Moms dan Dads agar tidak membuat khawatir. Namun itulah curhatan anak rantau yang mereka rasakan.
Salah satu tantangan utama bagi para perantau adalah beradaptasi dengan lingkungan baru. Tidak ada salahnya Moms dan Dads bertanya mengenai hal ini kepada anak. Berikan masukan apabila mereka mengalami kesulitan dalam beradaptasi.
Perasaan anak adalah hal nyata yang perlu memperoleh perhatian. Bukan hanya orang dewasa, anak juga berhak mencurahkan isi hati mereka. Jadi, alangkah baiknya mengajak mereka berbicara dan mendengarkan curhatan anak Moms and Dads.