Mengorok sering dialami oleh orang dewasa terutama saat sedang tidur. Namun siapa sangka jika bayi juga dapat ngorok, lho. Lalu bayi mengorok apakah berbahaya? Sebenarnya sebagai orang tua Moms tidak perlu khawatir jika melihat bayi mengorok. Seperti yang diketahui jika sistem pernafasan bayi belum bekerja dengan sempurna. Jika tidak ditemukan gangguan tubuh lain, ngorok pada bayi akan membaik seiring bertambahnya usia bayi.
Untuk bayi yang sehat jika sedang tidur dan terdengar suara "grok-grok" mirip ngorok, itu dapat disebabkan produksi lendir yang berlebih pada saluran pernafasan. Peningkatan produksi lendir ini dapat disebabkan adanya debu, infeksi virus, hingga benda asing yang masuk ke dalam saluran pernafasan misal dari hidung.
Perlu Moms ketahui ternyata ngorok pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi selain terjadi sumbatan pada saluran pernafasan.
Sumber: freepik
Bayi ngorok setelah menyusu dapat dialami oleh sebagian besar bayi usia 2-3 bulan. Kebiasaan seperti bernafas dengan bunyi keras disertai keluar gumoh merupakan hal normal yang pasti akan dialami oleh semua bayi dan bukanlah pertanda gangguan serius.
Hal ini dapat disebabkan akibat proses menyusui yang kurang sempurna. Kasus lain saat bayi tertidur ketika sedang menyusu, akibatnya air susu yang diminum belum tertelan seluruhnya sehingga menghalangi jalan nafas.
BACA JUGA :
Bayi ngorok setelah minum susu dapat diatasi dengan mencoba menidurkan bayi lalu memiringkan posisi bayi ke arah kanan. Dapat juga dilakukan dengan sendawakan bayi terutama setelah menyusu.
Septum merupakan tulang yang membatasi atau sekat pada hidung untuk membagi lubang dan saluran hidung menjadi dua bagian. Jika septum berada pada kondisi miring atau deviasi septum ke salah satu sisi, maka dapat berakibat terhalangnya salah satu saluran pernafasan. Deviasi septum dapat disebabkan adanya kelainan sejak lahir, keturunan, cedera, hingga kondisi kesehatan tertentu misal rhinitis dan sinusitis.
Deviasi septum yang terjadi pada bayi dapat membuat mereka bernafas hanya menggunakan satu lubang hidung saja. Ngorok terjadi tidak hanya saat tidur, namun juga ketika bayi ngorok saat tidak tidur.
Iritasi saluran pernafasan atau ISPA juga dapat menjadi penyebab bayi ngorok. ISPA sendiri merupakan suatu penyakit yang disebabkan adanya infeksi pada saluran pernafasan atas dan dapat terjadi pada hidung, tenggorokan, rongga sinus, hingga pita suara.
ISPA menyebabkan bayi kesulitan untuk bernafas akibat saluran pernafasan yang tertutup oleh lendir, sehingga saat bernafas bayi ngorok seperti ada dahak. Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh virus dan akan sembuh dengan sendirinya jika mendapat penanganan yang tepat.
Jika bayi mengalami hal ini, Moms dapat menggunakan humidifier yang berfungsi melembabkan udara apabila udara di sekitar terlalu kering. Tidak hanya itu saja, humidifier juga berfungsi untuk menangkal virus serta debu yang dapat memperparah kondisi pernafasan bayi. Humidifier juga harus rutin dibersihkan setidaknya 2-3 hari sekali untuk memaksimalkan kinerjanya.
Sumber: freepik
Bayi ngorok karena pilek menjadi hal yang paling sering terjadi karena hidung tersumbat. Lubang hidung bayi memang sangatlah kecil, sehingga jalan masuk udara melalui hidung juga tidak telalu luas. Ditambah jika kondisi bayi dalam keadaan pilek, tentu lendir yang berada di dalam hidung turut mempengaruhi aliran udara yang masuk.
Tidak perlu khawatir, seiring berjalannya waktu bayi akan terus tumbuh dan ukuran lubang hidung juga akan meningkat. Sehingga masalah bayi ngorok seperti ada lendir pada hidung akan berkurang. Penyumbatan hidung pada bayi akibat pilek dapat diatasi dengan menggunakan saline drops atau obat semprot hidung sebanyak 2-3 tetes untuk melegakan hidung bayi yang tersumbat.
Laringomalasia merupakan suatu kondisi adanya gangguan pada proses pembentukan jaringan tulang rawan laring atau bagian tenggorokan bayi. Akibatnya laring bayi menjadi lebih lemah dan menutup sebagian jalan pernafasan. Laringomalasia menyebabkan bayi mengeluarkan suara saat sedang bernafas hingga ngorok ketika tidur. Kasus yang parah bayi akan mengalami kesulitan bernafas, mudah tersedak, sering muntah ketika menyusu, dan berdampak pada pertumbuhannya.
Jika diperhatikan, bayi yang mengalami laringomalasia akat terlihat cekungan pada bagian leher di atas lekukan tulang dada ketika sedang bernafas. Jangan khawatir Moms, laringomalasia pada bayi secara bertahap akan menghilang ketika usianya telah mencapai di atas 2 tahun.
Selain itu kasus laringomalasia sekitar 80% termasuk ringan dan dapat membaik setelah 12-18 bulan dan sembuh pada 12-24 bulan. Namun kasus laringomalasia dapat menjadi kondisi yang berat jika tidak mendapat penanganan khusus dari dokter.
Perlu Moms ketahui, bayi baru lahir bernafas sekitar 30-60 kali per menit dan akan turun menjadi sekitar 20 kali per menit saat tidur. Terkadang bayi juga akan bernafas dengan lebih cepat atau jeda sekitar 10 detik.
Apabila Moms mendengar bayi ngorok itu bukanlah suatu pertanda penyakit serius, sebab hal ini akan menghilang seiring berkembangnya sistem pernafasan bayi. Namun ada beberapa cara yang dapat Moms lakukan untuk mengatasi ngorok pada bayi.
1. Coba baringkan bayi secara terlentang dengan posisi kepala lebih tinggi. Untuk bayi baru lahir pastikan jika posisi kepala lebih tinggi dari dadanya. Hal ini untuk mengurangi resiko kematian mendadak atau SIDS pada bayi.
2. Ngorok juga dapat disebabkan pakaian bayi yang terlalu ketat. Untuk itu pastikan bayi memakai pakaian yang nyaman, tidak membuat tubuhnya gerah, serta dapat menyerap keringat dengan sangat baik.
3. Jaga selalu area tempat tidur bayi untuk selalu steril. Jangan meletakkan terlalu banyak barang atau benda-benda yang mudah diraih bayi. Hal ini untuk mencegah agar bayi tidak memasukkan benda asing ke dalam mulut atau lubang hidung.
Jika bayi menujukkan gejala seperti nafas lebih dari 60 kali per menit, sulit bernafas, otot dada masuk sangat dalam, nafas berhenti lebih dari 10 detik dan lainnya, segera pergi ke rumah sakit atau dokter terdekat. Untuk itu penting bagi orang tua untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi bayi ngorok yang normal sebagai cara perbandingan. Semoga informasi di atas dapat menambah pengetahuan Moms tentang si kecil.