Awal Pernikahan Sering Bertengkar, Ini Solusi Jitu Perbaiki Hubungan

Waktu Baca: 7 menitMinggu, 16 Februari 2020 10:00 WIB
Awal Pernikahan Sering Bertengkar 3274
Sumber: Yandex.com

Sebelum menikah, si dia terlihat begitu indah. Ketika janjian dan dia terlambat, tak jarang Dads memanfaatkan kesempatan ini untuk menatap si dia yang sedang berlari tergesa-gesa menuju Dads bukan? Kibasan rambutnya, langkahnya yang berantakan, semua terlihat begitu memesona. Setiap tutur kata dan tindakannya sempurna. Setiap kesalahan Moms termaafkan dengan cepat, dan Dads begitu sabar menghadapinya.

Ketika akad pernikahan terucap, rasanya Dads-lah manusia paling bahagia di muka bumi ini. Dads-lah pria terjantan yang berhasil menaklukkan hati Moms dan berhasil mengikrarkan janji sehidup semati dengan Moms. Hari-hari bahagia penuh malu-malu dilalui berdua. Tapi, makin hari kok ada saja keanehan Moms yang terungkap, ya? Malah, terkadang rasa kesal menyelimuti Dads melihat sikap Moms yang berbeda dari sebelum menikah.

Akhirnya pertengkaran pun tak terelakkan. Hari-hari yang dikira akan selalu bahagia, kini bisa berasa bak neraka. Kenapa setelah menikah sering bertengkar? Apa yang menyebabkan beberapa pengantin baru sering bertengkar? Mengingat usia pernikahan yang masih sangat muda, tentu Dads memutar otak, bagaimana cara memperbaiki hubungan suami istri supaya langgeng kembali? Berikut pembahasannya dalam artikel ini. Selamat membaca!

Bukannya Menyenangkan, Awal Awal Menikah Malah Sering Bertengkar

kenapa setelah menikah sering bertengkar
Sumber: Yandex.com

Ada banyak pasangan muda yang mengalami hal ini. Mereka mengistilahkannya dengan ‘Ibarat membeli kucing dalam karung’. Mengira semuanya setelah menikah akan sempurna seperti bayangannya. Padahal, dalam kenyataannya, ternyata pasangan juga manusia biasa yang terkadang kesalahannya sulit ditoleransi. Kecewa pastinya, Dads. Mari analisis penyebab kenapa pengantin baru sering bertengkar. Simak dalam daftar berikut ini.

1. Ekspektasi Terlalu Tinggi Sebelum Menikah

Biasanya, seseorang memasang ekspektasi terhadap calon pasangannya. Hal ini berlaku mulai dari masa pendekatan. Padahal, apa yang terlihat pada si dia di awal perkenalan mungkin ditata sedemikian rupa. Walaupun, ada juga kemungkinan pasangan mewujudkan sikap yang apa adanya. Tapi, perlu diingat juga bahwa kebanyakan pernikahan terjadi dalam rentang usia 20-an dan 30-an.

Ini adalah periode dan masa dimana terjadi pencarian jati diri. Bisa jadi yang bersangkutan tidak tahu dirinya memiliki sikap-sikap tersebut. Lalu, ketika ekspektasi tidak bertemu dengan realita, hanya tinggal rasa kecewa yang tersisa. Seringkali kalimat yang terucap adalah, “Pas pacaran kamu ngga seperti ini!”. Padahal mungkin yang salah adalah diri kita sendiri, pasang ekspektasi terlalu tinggi.

2. Lupa Menapak Bumi, Larut dalam Khayal

Ekspektasi terhadap calon pasangan yang terlalu tinggi biasanya dibarengi khayalan yang juga terlalu tinggi. Mungkin Dads masih bisa fokus mempersiapkan finansial, tapi mungkin jadi lupa mempersiapkan aspek lainnya, seperti pengetahuan agama seputar pernikahan, psikologi pernikahan, bahkan seputar seksualitas.

Untuk poin terakhir, jika Dads adalah penikmat pornografi, hal ini dapat menjadi masalah. Ingatlah kalau apa yang ditayangkan video porno bukanlah hal yang realistis untuk pelaksanaan hubungan seksual sebenarnya. Perempuan membutuhkan kelembutan dan rasa sayang, bukan perilaku penuh nafsu yang menyakitkan.

3. Tidak Biasa Bertoleransi atau Daya Toleransi yang Rendah

pengantin baru sering bertengkar
Sumber: Yandex.com

Mungkin Dads dulunya adalah seseorang yang dimanjakan orang tua, sehingga sulit berempati dan bertoleransi kepada pasangan. Akhirnya, saat pengantin baru sering bertengkar. Bahkan, ketika pasangan kesulitan atau melakukan kesalahan, Dads akan memarahinya. Pertanyakan kembali kepada diri Dads kenapa memutuskan menikah. Dads menikah dengan manusia juga, kan? Wajar saja Ia melakukan kesalahan atau memiliki gesekan dengan Dads. Berusahalah menerimanya, kontrol amarah Dads.

4. Belum Berdamai dengan Inner Child atau Trauma Masa Lalu

Masa lalu tidak dapat dipisahkan dari pribadi Dads saat ini. Begitu juga jiwa kekanakan. Tapi, terlalu banyak inner child atau ingatan tentang trauma, justru tidak baik. Tak jarang beberapa pengantin baru mengakhiri pernikahannya dengan cepat karena hal-hal tersebut. Jika butuh bantuan psikolog, segera buat janji untuk konsultasi ya, Dads.

5. Keduanya Memasang Topeng

Pengantin baru biasanya sering menutupi berbagai keburukan yang terlihat pada dirinya. Semua dilakukan agar tidak dibenci pasangan. Tapi, lama-lama terasa melelahkan tidak sih? Segala terasa dipaksakan dan tidak natural. Padahal pasangan adalah cerminan diri, sudah sepantasnya segala gengsi dan kebohongan ditanggalkan lho, Dads.

6. Belum Ikhlas Melepas Masa dan Mindset Lajang

Poin satu ini berkaitan erat dengan inner child, dan keduanya lahir dari ego. Mungkin Dads belum bisa beraktivitas sebebas masa lajang dulu setelah menikah. Akan ada banyak pengorbanan yang Dads lakukan, apalagi jika pasangan berada di masa kehamilan dan pasca-melahirkan. Tapi ingat, itu adalah konsekuensi dari pernikahan. Risk taking enough?

Solusi Rumah Tangga Sering Bertengkar, Yuk Simak!

solusi rumah tangga sering bertengkar
Sumber: Yandex.com

Ada banyak cara memperbaiki hubungan suami istri, yang diwariskan dari seluruh pasangan-pasangan senior yang berhasil membina pernikahan mereka hingga akhir usia. Selengkapnya lihat uraian berikut, Dads!

1. Mundur Sejenak dan Berpikir

Ketika Moms diliputi amarah, sebaiknya Dads jangan ikutan marah, walau kemarahan istri sudah melukai harga diri lelaki Dads. Kalau menurut orang tua, saat ada yang meledak, salah satu mundur. Jika keduanya meledak, salah satu atau keduanya wajib mundur. Tidak salah untuk mundur kok, malah membuat kondisi pikiran dan mental jadi lebih tenang. Simak juga cara meluluhkan hati istri yang sedang marah agar lebih paham menghadapinya.

2. Merenung dan Mengenal Diri Lebih Baik

Pada masa tenang, gunakan kesempatan ini untuk melakukan kontemplasi diri ke dalam pikiran Dads. Ini bertujuan untuk menemukan diri Dads yang sebenarnya. Sapa kembali diri Dads yang terkurung dalam benteng kekuatan yang selama ini Dads gunakan untuk menopang keluarga atau benteng ego yang Dads gunakan untuk meninggikan harga diri Dads sehingga tidak mau mengalah. Karena langkah pertama menyelesaikan masalah adalah mengakui adanya masalah, dan berusaha mencari solusinya.

Kemudian, kenali lagi siapa diri Dads? Apa ego kekanakan yang paling mengganggu selama ini? Apa kelebihan dan kekurangan Dads? Kenapa Dads ada disini? Kenapa menikah? Kenapa memilih Moms? Apa maksud Tuhan mempertemukan kalian berdua? Lakukan sembari menatap Moms dan membelainya dengan penuh cinta. Lakukan hingga Dads berhasil mengakui segala ego dan memaafkannya. Ajak Moms sesekali melakukan hal ini, sendiri atau berdua bersama Dads. Temukan kedamaian berdua.

3. Tidak Ada Kata Terlambat Mempelajari Pernikahan dan Pasangan

cara memperbaiki hubungan suami istri
Sumber: Yandex.com

Jika Dads dan Moms lupa mempersiapkan ilmu pernikahan, belum ada kata terlambat untuk mempelajarinya. Segera setelah ini, mulai pelajari ya, Dads! Lumayan untuk menambah wawasan dan menjadikan diri lebih dewasa. Selain itu, jangan lupa pelajari kembali tentang siapa diri Moms yang Dads cintai.

Kenali Bahasa cinta yang Moms sukai. Kenapa Moms di sini? Apa saja hal yang sedang dihadapi Moms saat ini? Mungkinkah Moms stress atau Dads kurang perhatian? Banyak kontemplasi dan menanyakan pertanyaan tersebut juga termasuk pembelajaran efektif untuk membuat daya empati meningkat lho, Dads.

4. Perbanyak Momen Berdua

Tidak harus momen yang fancy di restoran mahal. Lowongkan saja waktu Dads untuk membantu Moms mengurus rumah atau anak-anak. Berikan pijatan ketika Moms sedang menyusui. Peluk Moms dari belakang. Berikan lelucon dan kecupan untuk menghiburnya. Lowongkan juga waktu sepuluh menit sehari untuk bercerita tentang hari ini. Hubungan seksual juga membantu merekatkan kembali yang retak. Pelajari kesukaan dan kondisi Moms dengan baik ya, Dads supaya hubungan rumah tangga terus harmonis!

Demikian berbagai cara yang bisa Dads lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan Moms. Jika Dads ingin berbagi pengalaman ‘menjaga perdamaian’ di dalam biduk rumah tangga, jangan lupa share di kolom komentar, ya! Semoga Dads dan keluarga berbahagia selalu.

Bagikan Informasi Bermanfaat Ini!
Apa Komentar Anda Mengenai "Awal Pernikahan Sering Bertengkar, Ini Solusi Jitu Perbaiki Hubungan"