Semakin hari istilah homeschooling semakin populer di telinga kita. Bagi generasi yang dulu harus menempuh pendidikan di sekolah, homeschooling memang terdengar asing. Bagaimana seorang anak bisa belajar tanpa bimbingan guru yang ahli di bidangnya? Padahal guru dan lingkungan sekolah, tidak hanya menularkan ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik seorang anak agar siap menghadapi dunia.
Namun di zaman sekarang, anggapan tersebut semakin pudar. Semakin banyak orang tua yang lebih percaya bahwa anak-anak bisa belajar sendiri di rumah. Mereka bisa jadi guru atau menyewa guru untuk proses belajar-mengajar di rumah, tak perlu berseragam dan duduk di bangku kelas. Anak bisa belajar di mana pun.
Homeschooling dapat dikatakan sebagai "sekolah mini". Proses belajarnya melibatkan satu atau banyak tenaga pengajar dengan penekanan pada potensi anak dan kurikulum belajar yang lebih fleksibel. Sama seperti hidup, homeschooling adalah pilihan dengan konsekuensi yang harus ditanggung, baik orang tua mau pun anak-anak.
Karena sering belajar sendiri, peserta homeschooling cenderung memiliki pribadi yang lebih mandiri dan unggul dalam kreativitas individual. Selain itu si anak juga akan memiliki kebebasan untuk memaksimalkan kemampuannya, tanpa harus tertekan dengan persaingan nilai mata pelajaran, seperti yang biasa terjadi di sekolah formal.