Anak memukul ketika sedang marah bisa menyakiti dirinya sendiri, juga tidak jarang orang lain menjadi korban pukulannya. Moms and Dads tentu merasa khawatir dengan kebiasaan buruk ini sehingga sebaiknya segera dihentikan.
Penyebab dari anak memukul saat marah sebenarnya merupakan cara mengekspresikan perasaan. Menurut para psikolog anak, hal ini karena anak belum mengerti cara menyampaikan apa yang mereka rasakan di usianya tersebut. Apalagi bila memarahi anak di depan umum, bisa berdampak dengan mengganggu mentalnya.
Kebiasaan ini sendiri dilakukan tanpa sadar dan dapat dibawa hingga dewasa jika Moms and Dads tidak segera menghentikannya. Cara menghadapi perilaku ini juga sebaiknya dengan langkah-langkah tepat agar anak dapat menerimanya, seperti juga pendidikan anak usia dini yang perlu dipahami orangtua lebih lengkap.
BACA JUGA:
Umumnya kebiasaan anak yang memukul terjadi ketika usia 16 bulan hingga 2 tahun, cendrung terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Ada beberapa alasan mengapa anak melakukan hal tersebut, seperti berikut.
Anak memukul orang tuanya ketika ingin meluapkan emosi seperti marah dan kesal, sebab belum mengerti cara berkomunikasi yang seharusnya. Kosakata yang terbatas membuat anak frustasi dan melampiaskannya dengan cara tersebut.
Anak biasanya mencari perhatian dengan menangis atau berteriak. Jika belum cukup menarik perhatian Moms, maka bisa saja anak memukul diri sendiri. Ini merupakan alasan yang cukup umum dari perilaku tersebut.
Dalam beberapa penelitian menyebut, ketika anak mengguncang atau membenturkan tubuh akan mengeluarkan zat neurotransmitters yang bisa menyebabkan tubuh menjadi lebih tenang dan rileks. Inilah salah satu faktor anak memukul kepala sendiri.
Sumber: pinterest
Agar tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain, Moms sebaiknya segera mengatasi kebiasaan tersebut. Sebab jika perilaku tersebut dibiarkan bisa membuat anak mudah main tangan hingga dewasa. Karena mendisiplinkan anak usia dini tidak harus dengan memarahinya. Berikut adalah beberapa langkah tepat mengatasinya.
Perilaku buruk ini bisa terjadi karena berbagai macam pemicu seperti berada di rumah baru, teman dengan kebiasaan sama, dan lain sebagainya. Pemicu dari setiap anak ketika melakukan tindakan agresif sendiri biasanya hampir mirip.
Ketika anak memukul orang lain atau diri sendiri, maka sebaiknya langsung alihkan perhatian dengan meraih tangan dari pukulan dan menunjukkan hal-hal menarik di sekitar. Jika masih balita, bisa menunjuk hewan-hewan atau benda di sekitar.
Sementara itu, jika anak sudah cukup besar maka Moms bisa mengalihkan fokus dengan hal-hal disukai. Memberikan perhatian lebih akan menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
Memeluk bisa menjadi cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang sehingga memberi efek positif pada psikologi anak. Dengan memeluk anak setiap hari ini, kebiasaan tidak baik seperti menyakiti diri sendiri bisa berkurang karena sudah mendapatkan perhatian yang diharapkan serta menjadi kunci mendidik mental anak sehat.
Telah dijelaskan sebelumnya jika kebiasaan anak memukul banyak disebabkan akibat kurangnya kosakata yang membuat anak bingung mengekspresikan perasaan marah dan kesal. Untuk itu, sebaiknya HappyFams mulai mengajarkan cara berkomunikasi yang baik.
Jika mengalihkan perhatian tidak bisa membuat anak berhenti dengan perilakunya, maka Moms juga Dads bisa menepuk pelan pundaknya dan memberikan pengertian. Cara ini bisa membantu anak menyampaikan perasaan.
Menumbuhkan empati sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar memahami jika anak sering memukul merupakan tindakan buruk yang bisa menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Menggunakan bahasa sederhana, balita 2 tahun sudah akan dapat memahami hal tersebut.
Selain itu, Moms juga bisa mengajarkan anak untuk mulai mengucapkan maaf ketika melakukan kesalahan. Cara ini sendiri juga sebaiknya dilakukan dengan sabar dan penuh pengertian, bukan dengan emosi dan kemarahan.
Anak akan selalu meniru perbuatan Moms and Dads, oleh karena itu memberi contoh baik akan otomatis membentuk kebiasaan baik juga. Sebaiknya hentikan juga kebiasaan mencubit, memukul, atau membentak ketika anak membuat Moms kesal.
Jika anak menunjukkan sikap tidak hormat, maka Moms perlu tegas agar tidak melakukan hal tersebut lagi. Moms bisa melakukan hal tersebut terlebih dahulu, lalu biarkan anak menyendiri beberapa saat.
Setelah emosi mereda, Dads dapat kembali menegaskan jika perilaku tersebut salah dan memiliki konsekuensi. Kekompakan Moms and Dads bisa membuat anak berpikir dua kali melakukannya kembali.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Moms and Dads sebaiknya kompak menghentikan kebiasaan anak memukul agar tidak menjadi kebiasaan hingga dewasa. Selamat mencoba!