Moms mungkin pernah menakut-nakuti anak-anak dan anak menjadi lebih menurut setelah ditakuti. Hal ini memang bisa saja, tapi menakut-nakuti anak bisa menjadikan mereka trauma nanti besar.
Ya, anak-anak dengan ketakutan besar dapat mengalami trauma. Jadi, bukan hanya orang dewasa saja bisa mengalami trauma karena kejadian tertentu. Justru anak-anak lebih rentan mengalaminya, bahkan trauma bisa bertahan hingga ia mencapai usia dewasa. Dan jangan sampai menjadi kebiasaan anak muda yang tidak pantas ditiru ketika ia dewasa.
Penyebab trauma bisa dari hal-hal kecil yang tidak disangka loh, Moms. Terutama dari hal-hal yang ditakuti anak. Ceperti contohnya anak bicara kasar kepada orang tua, ini wajib dihindari penyebabnya. Yuk, cari tahu apa saja hal-hal yang ditakuti anak sehingga bisa menyebabkan trauma.
BACA JUGA:
Penyebab trauma pada anak-anak bisa bermacam-macam, mulai dari kejadian traumatis, pelecehan seksual, perundungan, perceraian orangtua, dan lain sebagainya. Berikut beberapa hal yang ditakuti anak dan sering diremehkan, tapi bisa membuat trauma:
Apa yang ditakuti anak? Salah satunya adalah hujan deras dan petir. Kedua hal ini memang seringkali membuat anak sangat ketakutan, bahkan bersembunyi. Memang bukan hal aneh takut pada hujan, tapi jangan sampai berlebihan.
Jika Moms sudah tahu bahwa apa yang ditakuti anak kecil adalah hujan deras dan petir, maka cobalah membantunya mengurangi ketakutan tersebut. Cara menghilangkan kecemasan anak bisa dengan memupuk keberaniannya apabila hujan turun dan beritahukan hal-hal positif .
Apa yang ditakuti anak SD? Salah satunya adalah hantu. Mengapa mereka takut dengan hantu? Karena terbiasa ditakut-takuti orangtua sejak kecil. Kalimat seperti, "Jangan keluar malam, nanti dimakan hantu" bisa jadi pemicunya.
Akibat ketakutan yang terus dipupuk semenjak kecil, menjadikan anak benar-benar takut terhadap hantu. Bahkan untuk ke luar rumah di malam hari saja mereka takut, dan tidak jarang mereka mengalami trauma.
Apa yang ditakuti anak berikutnya dan bisa menimbulkan trauma, yaitu serangga atau hewan lainnya. Karena sebuah kejadian traumatis di masa kecilnya, seorang anak bisa saja sangat takut pada hewan tertentu.
Misalnya pernah digigit lebah saat kecil, membuatnya sangat takut terhadap lebah. Akibat terlalu takut, bisa menderita sesak napas sehingga membahayakan kesehatan. Jika sudah begini, Moms sebaiknya menjauhkannya dari lebah karena akan berbahaya.
Apa yang ditakuti anak bukan hanya sekadar kejadian alam maupun hewan, tapi juga bisa kepada orang. Tidak sedikit anak-anak takut terhadap orang asing dan langsung berlari ketika bertemu orang asing tersebut.
Hal ini bisa disebabkan sebuah kejadian traumatis yang melibatkan orang tidak dikenal. Penyebab lainnya karena Moms seringkali menakuti anak dengan kalimat seperti, "Jangan nangis lagi, nanti digigit sama Om itu".
Ada sisi positifnya yaitu anak-anak tidak akan mudah percaya pada orang asing, tapi sisi negatifnya adalah anak mungkin akan takut berinteraksi dengan orang lain. Karena terlalu takut ia jadi menolak berinteraksi dengan orang lain.
Sumber: pinterest.com
Hal apa yang ditakuti anak berikutnya adalah berada jauh dari orangtua. Bisa jadi hal ini terjadi karena sejak kecil selalu berada dekat dengan orangtuanya. Sehingga ketika berpisah sebentar saja langsung memunculkan rasa takut.
Bukan hanya perpisahan biasa, perceraian orangtua lebih rentan menyebabkan trauma. Bisa jadi di masa depan anak-anak akan takut berkomitmen dan menikah karena melihat kegagalan orangtuanya.
Ruangan gelap juga menjadi satu hal apa yang paling ditakuti anak-anak, dan dapat meninggalkan trauma. Apalagi jika anak tersebut pernah mengalami sebuah kejadian traumatis dengan ruangan gelap.
Misalnya, pernah diculik dan disekap di ruang gelap, atau dihukum berada di ruangan gelap. Anak-anak dengan trauma semacam ini terlihat normal, tapi saat berada di ruang gelap, ia akan mulai menangis bahkan menjadi histeris.
Moms tahu tidak suara apa yang ditakuti anak-anak? Suara guntur/petir atau teriakan? Anak-anak mungkin akan takut pada kedua suara nyaring tersebut. Namun, yang bisa menimbulkan trauma justru mainan atau alat bersuara besar.
Pernah tidak melihat balita yang lari atau menangis ketakutan saat melihat mainan bergerak disertai suara nyaring? Hal ini menunjukkan bahwa ia trauma terhadap benda tersebut dan sangat ketakutan.
Sebaiknya, jauhkan mainan atau benda bersuara besar dan bergerak dari anak agar tidak menimbulkan trauma. Sebab ketakutan semacam ini bisa membuatnya mengalami trauma hingga usia dewasa.
Anak-anak belum memahami dunia sekitarnya sehingga wajar saja apabila mudah ketakutan terhadap hal-hal di sekitanya. Moms perlu selalu mendampinginya agar apa yang ditakuti anak tidak berubah menjadi trauma.