Pendidikan akademik, non-akademik, hingga edukasi mengenai berbagai nilai dasar kehidupan anak dimulai dari keluarga. Semua itu nantinya akan menjadi bekal dan pedoman bagi anak dalam berinteraksi dengan masyarakat. Maka dari itu, Moms harus menggunakan pola asuh yang tepat agar anak kelak bisa menjadi pribadi yang baik.
Faktanya, pengasuhan anak pun memiliki dinamikanya sendiri. Agar sukses dalam pengasuhan anak, Moms wajib mengembangkan komunikasi efektif antara ibu dan anak agar kemampuan intelektual, emosi, moral, percaya diri, dan spiritual anak meningkat. Ada 3 macam model pola asuh yang kerap digunakan orang tua dalam mendidik anak, yaitu:
A. Otoriter
Orangtua otoriter cenderung membuat aturan yang mutlak harus dipatuhi anak. Komunikasi pun berjalan satu arah dan lebih banyak berupa perintah. Dalam penerapan pola asuh ini umumnya anak suka menarik diri, frustasi, dan merasakan cemas yang berlebihan.
B. Demokratis
Dengan pola asuh yang demokratis, orangtua lebih memberikan kebebasan pada anak, namun tak lepas dari pengawasan. Anak juga diberikan tanggung jawab penuh atas apa yang ia lakukan dan harus menerima konsekuensi akibat kesalahan dan pelanggaran yang ia lakukan. Orangtua juga lebih menghargai minat anak, serta ikut mendorongnya mengambil keputusan mandiri. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis ini dapat mengeksplorasi potensi yang ia miliki, lebih berprestasi, lebih bertanggung jawab, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.