Menjalani rutinitas kerja setiap hari di kantor memang cukup menguras banyak energi dan pikiran. Maka, apabila suatu saat Dads merasa jenuh dengan pekerjaan itu adalah hal yang sangat wajar. Saat sudah merasa benar tertekan dan merasa stres dengan pekerjaan, pilihan terbaik yang bisa Dads ambil adalah segera menyegarkan pikiran dengan mengajukan permohonan cuti kepada atasan.
Dengan mengambil cuti, Dads bisa menggunakan waktu untuk berlibur bersama keluarga, sahabat, atau rekan kerja. Meskipun begitu permohonan cuti yang diajukan kepada atasan tidak selamanya diterima lho, Dads. Agar Dads tidak kecewa, sebelum mengajukan cuti kerja penting sekali untuk memahami cara mengajukan cuti kerja dengan baik agar diterima oleh atasan. Yuk simak ulasannya berikut!
Sumber: Pexels.com/Rawpixel.com
Sebelum Dads mengajukan surat cuti kerja kepada atasan, cobalah untuk memahami kembali seperti apa aturan di perusahaan. Cari tahu secara detail aturan yang berlaku tentang pemberian cuti kerja kepada karyawan di perusahaan. Biasanya setiap perusahaan memberikan hak cuti karyawan sekitar dua sampai empat pekan dalam satu tahun, tergantung perusahaannya.
Pahami dahulu apakah Dads sudah bisa mengajukan permohonan untuk cuti atau belum. Kebanyakan perusahaan tidak memberi izin cuti kepada karyawan baru, jadi biasanya izin baru diberikan setelah bekerja selama setahun dan dapat bertambah seiring lamanya bekerja. Oleh sebab itu, pastikan Dads sudah memahami aturan perusahaan dengan benar ya.
Sumber: Pexels.com/Rawpixel.com
Hal selanjutnya yang perlu Dads perhatikan sebelum mengajukan permohonan cuti kerja kepada atasan adalah pekerjaan yang dibebankan. Apakah Dads akan menangani proyek skala besar, pekerjaan yang harus selesai sesuai deadline, atau event yang akan berlangsung sehingga membutuhkan persiapan selama masa cuti atau tepat setelah waktu cuti Dads berakhir. Kalau pada waktu tersebut ada pekerjaan untuk Dads, sebaiknya pertimbangkan kembali keinginan cuti atau ambil cuti setelah Dads menyelesaikan semua pekerjaan.
Sumber: Pexels.com/Rawpixel.com
Dunia kerja memang selalu menuntut agar Dads dapat bekerjasa secara profesional. Oleh sebab itu agar pikiran dan fokus kerja Dads tidak buyar karena keinginan untuk mengajukan cuti, sebaiknya perhatikanlah kalender tahunan dengan lebih teliti. Buatlah rencana kerja tahunan dan pertimbangkan dari jauh hari waktu yang tepat untuk mengambil cuti.
Dengan begitu Dads akan lebih mudah mendapat izin cuti kerja dari atasan. Meskipun Dads telah merencanakan waktu cuti jauh hari tapi bisa saja suatu waktu terjadi keadaan darurat seperti keluarga sakit, sehingga Dads harus cuti diluar jadwal yang telah ditentukan. Kalau sudah begitu rencana yang Dads persiapkan untuk berlibur sudah pasti berantakan, tetapi pastikan untuk mengatakan alasan yang sebenarnya kepada atasan ya, Dads.
Sumber: Pexels.com/Rawpixel.com
Meski Dads ingin segera mengajukan cuti kerja sudah sangat menggebu-gebu. Tetaplah mempertimbangkan situasi dan kondisi kantor saat menyampaikannya kepada atasan. Percayalah Dads bahwa kedua hal ini juga memiliki peran penting dalam keputusan dari atasan. Sebisa mungkin hindari mengajukan cuti ketika atasan sedang dalam kondisi badmood.
Misalnya, hindari meminta cuti saat jadwal meeting yang begitu padat. Terlebih ketika kondisi perusahaan atau tempat Dads bekerja sedang dalam situasi yang kurang stabil. Dalam momen inilah perizinan cuti bisa sulit untuk didapat dan kalau Dads ketahuan cuti untuk traveling juga bisa berdampak kurang baik, lho.
Sumber: Pexels.com/Rawpixel.com
Seperti yang telah disebutkan, sampaikan saja alasan Dads mengajukan cuti dengan benar dan jujur kepada atasan. Kalau tujuan Dads cuti untuk urusan mendesak seperti ada keluarga sakit atau kepentingan yang tidak bisa diwakilkan, janganlah ragu untuk menyampaikannya kepada atasan. Begitu juga jika tujuannya untuk liburan dan rehat, Dads sampaikan saja apa adanya. Pengajuan cuti yang telah diiatur jauh-jauh hari dan pada saat kondisi yang tepat, atasan pun akan dapat mempertimbangkan permohonan cuti yang Dads ajukan dengan kepala dingin.
Sumber: Pexels.com/Rawpixel.com
Salah satu kendala saat ingin mengajukan cuti adalah jika atasan memiliki kesibukan yang tidak berujung sehingga sangat sulit ditemui. Apalagi jika Dads juga mempunyai jadwal kerja yang cukup padat dan jadinya pun pasti semakin sulit untuk bertemu. Pada saat seperti itu, Dads bisa mengajukan permohonan cuti lewat surat atau email agar lebih formal. Pastikan bahasa yang Dads gunakan formal, santun, dan tidak berbelit-belit. Di samping itu jangan lupa pula untuk mengirimkannya di waktu yang tepat ya.
Sumber: Energepic.com
Ketika mengajukan surat cuti kerja kepada atasan, Dads juga harus bersiap dengan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, bahkan yang paling buruk. Karena tidak jarang atasan menolak permohonan cuti yang diajukan oleh karyawannya, terlebih jika alasan cuti kerja yang Dads ajukan bukan karena kondisi yang darurat atau penting. Hal itu bisa disebabkan oleh beberapa alasan seperti ada proyek yang sedang mendesak atau kondisi perusahaan yang sedang kurang stabil sehingga butuh penanganan yang lebih baik.
Bila akhirnya keputusan atasan tidak sesuai dengan harapan, Dads sebaiknya menerima keputusan tersebut dengan jiwa besar. Di lain waktu, cobalah ajukan kembali dengan melihat berbagai jenis cuti yang berlaku di perusahaan sehingga Dads bisa mendapatkan hak cuti karyawan yang diinginkan. Itulah 7 cara mengajukan cuti kerja kepada atasan yang bisa Dads coba. Kalau Dads memiliki saran lain, silakan tinggalkan komentar, ya. Semoga bermanfaat!