Ada dua orang yang berkomitmen dalam satu biduk rumah tangga. Bukan hanya bermodalkan cinta, tapi juga kedewasaan. Banyaknya kasus perceraian yang menimpa pasangan yang pernikahannya baru seumur jagung, bisa disebabkan oleh salah satu atau bahkan keduanya yang bersikap egois dan ingin menang sendiri. Jika menginginkan pernikahan yang langgeng, dewasakan dirimu dengan 5 cara berikut ini.
Pernikahan itu ibarat kerjasama yang akan berjalan timpang jika dua orang di dalamnya sama-sama mementingkan kebutuhan diri sendiri. Membahagiakan diri sendiri memang sangat penting, tapi sebisa mungkin jangan sampai mengorbankan komitmenmu untuk membangun biduk rumah tangga.
Mulailah dengan membuat keputusan yang tepat untuk kebaikan pernikahan. Bukan untuk menguntungkan diri sendiri atau pasangan, tapi berdasarkan apa yang keduanya inginkan, butuhkan, dan konsekuensinya di masa depan.
Wake up! Pernikahanmu mungkin tidak akan sesempurna pencitraan film-film Hollywood atau drakor, tapi akan terasa manis jika melibatkan sikap saling toleransi.
Saat menikah, ada janji yang terucap untuk menerima kelebihan dan keburukan masing-masing. Tidak perlu menuntut pasangan menjadi sempurna, kalau diri sendiri juga masih punya banyak kekurangan. Fokuskan pada hal-hal baik yang dimiliki si dia, dan tahu kapan bisa membantu mereka untuk berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi.
Memang benar orang yang bisa membuatmu paling bahagia juga bisa menjadi orang yang dengan mudahnya menghancurkan hatimu. Pasangan bukan dewa, tapi manusia yang rentan melakukan kesalahan. Ada saat-saat di mana kamu merasa terluka atau diremehkan, tapi jangan biarkan bertumpuk dan mulai menumbuhkan rasa benci pada pasangan.
Komunikasikan dengan pasangan tentang apa yang membuatmu sakit hati. Memang tidak bisa sekali jadi, tapi dengan kesabaran dan sifat pemaaf akan memberikanmu kekuatan dan harapan dari sebuah proses yang sedang berjalan.
Kepercayaan dalam sebuah pernikahan adalah pondasi yang kuat, yang jika hilang atau dirusak tentunya akan mempengaruhi kekuatan hubungan antar pasangan. Diskusikan aturan-aturan yang dapat digunakan untuk memupuk rasa percaya, misalnya melibatkan pasangan untuk mencari solusi dalam setiap permasalahan, selalu memberi kabar, hingga memiliki sikap terbuka.
Bersikap dewasa diperlukan untuk menjaga kepercayaan pasangan. Jangan sampai pikiran-pikiran negatif menguasai pernikahan, yang justru berpotensi mengakhiri hubungan.
Jadilah pendengar yang baik dan tahu kata-kata yang tepat untuk diucapkan, tergantung pada apa yang dibutuhkannya. Memiliki kepekaan ini membantu pasangan merasa nyaman untuk selalu berbicara denganmu tentang apapun. Selain itu, si dia juga merasa telah memiliki teman yang dapat diandalkan dan pasangan yang selalu mendukung.
Menjalankan pernikahan itu tidak selalu mudah, sehingga butuh kedewasaan diri untuk memahami dan menjalaninya. So, sudah siapkah HappyFams?